Lilypie

Lilypie - Personal pictureLilypie Second Birthday tickers

Minggu, 10 Oktober 2010


Makan dan minum bagi seorang muslim sebagai sarana untuk menjaga kesehatan badannya supaya bisa manegakkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karenanya dia berusaha agar makan dan minumnya mendapatkan pahala dari Allah. Caranya, dengan senantiasa menjaga kehalalan makanan dan minumanya serta menjaga adab-adab yang dituntunkan Islam.

Makan dan minum seorang muslim tidak sebatas aktifitas memuaskan nafsu, menghilangkang lapar dan dahaga semata. Karenanya, seorang muslim apabila tidak lapar maka dia tidak makan dan apabila tidak haus, dia tidak minum. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari seorang sahabat,

????????????????????????????????????????????????????????????????

“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.“

Dari sini, maka seorang muslim dalam makan dan minumnya senantiasa memperhatikan adab Islam yang telah dicontohkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar bernilai ibadah. Dan di antara adabnya adalah tidak bernafas dan meniup minuman. Hal ini didasarkan pada beberapa hadits, di antaranya dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)

Dan juga hadits Abu Sa'id al-Khudri radliyallah 'anhu, Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk meniup di dalam air minum." (HR. al-Tirmidzi no. 1887 dan beliau menyahihkannya)

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu."

Dalam Zaadul Ma'ad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupnya.

Apa Hikmahnya?

Apa hikmahnya, sering menjadi pertanyaan kita sebelum mengamalkannya. Padahal dalam menyikapi tuntunan Islam hanya sami'na wa atha'na (kami mendengar dan kami taat), tanpa harus terlebih dahulu mengetahui hikmahnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin al-Khathab sesudah mencium hajar Aswad, "Sesungguhnya aku tahu engkau hanya seonggok batu yang tidak bisa menimpakan madharat dan tidak bisa mendatangkan manfaat. Kalau seandainya aku tidak melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menciummu, pasti aku tidak akan menciummu." (HR. Al-Bukhari no. 1494 dan Muslim no. 2230)

Namun yang jelas bahwa setiap yang disyariatkan dan dituntunkan oleh Islam pasti mendatangkan kebaikan dan setiap yang dilarangnya pasti mendatangkan madharat. Dan apabila seorang muslim mengetahui hikmah dari sebuah syariat, maka dia akan semakin mantap dalam mengamalkannya. Dan apabila belum mampu menyingkapnya, maka keterangan dari Al-Qur'an dan Sunnah sudah mencukupi.

Di antara hikmah larangan meniup minuman yang masih panas adalah karena nanti struktur molekul dalam air akan berubah menjadi zat asam yang membahayakan kesehatan.

alasan 1, air memiliki nama ilmiah H20. ini berarti di dalam air terdapat 2 buah atom hidrogen dan satu buah atom oksigen yang mana 2 atom hidrogen tersebut terikat dalam satu buah atom oksigen. Dan apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Dan apabila karbon dioksida (CO2) bercampur dengan air (H20), akan menjadi senyawa asam karbonat (H2CO3). Senyawa H2CO3 adalah senyawa asam yang lemah sehingga efek terhadap tubuh memang kurang berpengaruh tapi ada baiknya kalau kita mengurangi masuknya zat asam kedalam tubuh kita karena dapat membahayakan kesehatan.


alasan 2, CO2 bereaksi dengan air maka akan terjadi H2CO3 dan asam ini adalah asam karbonat bukan asam asetat . Asam karbonat meskipun bersifat asam, tetapi jenis ini juga banyak digunakan pada minuman berkarbonat seperti yang kita jumpai di berbagai jenis soft drink. Risiko bahaya yang diakibatkan oleh asam ini relatif jauh dari apa yang dituliskan pada artikel itu. Efek asam yang dihasilkan dapat terjadi jika berlangsung pada konsentrasi asam yang tinggi sehingga menghasilkan kondisi pH larutan yang rendah. Mengingat asam karbonat adalah termasuk asam lemah maka pH larutan juga tidak akan terjadi sangat rendah. Pada konsentrasi rendah, efek asam dapat terjadi jika terkena kontak terus menerus. Hal ini dapat terjadi seperti pada kasus orang yang sering mengkonsumsi minuman soft drink, maka akan ada efek pengeroposan gigi atau iritasi lambung.

Alasan yang ke-3 adalah pada saat manusia mengeluarkan udara hasil pernafasan serta mengeluarkan udara saat meniup, maka tidak hanya mengeluarkan gas hasil pernafasan saja. Mulut juga akan mengeluarkan uap air dan berbagai partikel yang ada dari dalam rongga mulut. Paling mudah dideteksi adalah nafas atau bau mulut juga sering tercium. Bau mulut ini mengindikasikan ada partikel yang juga dikeluarkan dari mulut. Partikel ini dapat berasal dari sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi, selain itu dapat juga berupa mikroorganisme yang hidup di rongga mulut. Mikroorganisme ini kadang bersifat merugikan dan bersifat sebagai pathogen. Hal inilah yang harus dihindari supaya jangan terbawa sehingga karena berupa partikel padatan akan dapat menempel dan mengkontaminasi pada makanan yang ditiup.

Semakin Jelas dan semakin nyata untuk menjadi orang yang ahli sunnah.......


Sumber :
http://www.voa-islam.net/islamia/ibadah/2010/05/22/6288/larangan-meniup-minuman-dan-bahayanya/
http://iqmal.staff.ugm.ac.id/index.php/2010/06/09/alasan-dibalik-larangan-meniup-makanan-yang-masih-panas/

Human Embryo


Secara harfiah kata alaqoh yang terdapat pada ayat di atas mempunyai tiga makna.

Makna pertama dari kata alaqoh adalah lintah, ketika membandingkan seekor lintah dengan sebuah embrio pada tingkatan alaqoh maka kita akan menemukan kemiripan bentuk antara keduanya. Bahkan pada tingkatan in, embrio tersebut mengambil makanan dari darah ibu, sehingga sama dengan sifat lintah yang mengambil makanan dari darah manusia.

Makna kedua dari kata alaqoh adalah sesuatu yang tergantung. Pada tingkatan ini kita menemukan embrio tergantung pada rahim.

Makna ketiga dari kata alaqoh adalah segumpal darah. Pada tingkatan ini kita akan menjumpai penampilan luar daripada embro dan kantung-kantungnya sama dengan segumpal darah. Hal ini karena adanya sekumpulan darah yang berhubungan dalam jumlah besar. Bahkan dalam tingkatan ini kumpulan darah tersebut tidak mengalir sampai akhir pekan ke tiga. Sehingga penampakannya seperti segumpal darah.

Jadi makna dari kata alaqoh pada ayat di atas secara pasti menunjukkan gambaran tentang embrio pada tingkatan ini. Tingkatan selanjutnya yang disebut pada ayat di atas adalah mudghoh. Dalam bahasa arab kata mudghoh berarti sesuatu yang seperti habis digigit. Jika salah seorang makan permen karet dan menggigitnya maka ia akan menemukan kesamaannya dengan sebuah embrio pada tingkatan mudghoh ini. Hal ini karena pada punggung dari embrio tersebut mirip dengan bekas gigitan. Tampaknya tak mungkin Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wa Sallam mengetahui ini pada lima belas abad yang silam, dimana para ilmuwan baru saja menemukan peralatan-peralatan maju dan mikroskop-mikroskop yang canggih, yang tidak ada pada masa itu. Hamm dan Leuwenhoek adalah ilmuwan pertama yang meneliti sel-sel sperma manusia (spermatozoa) dengan menggunakan mikroskop tercanggih pada tahun 1677 (lebih dari seribu tahun setelah diutusnya Nabi). Mereka telah salah berpendapat bahwa sel sperma mengandung benda kecil yang membentuk kehidupan manusia yang tumbuh pada saat masuk ke dalam alat kelamin wanita.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Purnama, Bintang, dan Sinar Biru ^^


Pada saatnya nanti, malam akan menaruh bintang – bintangnya di selimut tidur saya dan bulan yang bersinar biru menempel di langit bilik. Cahayanya klasik, karena hiasan crystal yang saya poles dengan bening kaca – kaca menimbulkan pantulan yang jernih dan membiru di hamburan cahayanya.

Dan pada saatnya nanti, malam akan memberi pula sentuhan pelangi.
Ya, pelangi.
Satu kali saya melihatnya di malam hari. Aneh bukan ?
Di saat bulan purnama terang.

Pemandangan yang asing, karena sang pelangi melingkar di sekeliling bulan. Mungkin karena masih ada embun. Embun sisa hujan gerimis senja saat itu. Menyatu mendispersi cahaya bulan di langit.
Lantas menjadi indah.
Sangat indah

Oh, saya lupa.
Kenapa saya menjadi ‘ berbicara pada saatnya nanti ‘ ?

Ini karena ia yang juga selalu menuliskan hal yang sama.
...........pada saatnya nanti.

Seperti gumam harapan yang tersulut pada titik – titik cerita. Meskipun ia sering mengartikan ini adalah diary mimpi, tapi bagi seorang saya ialah mimpi itu sendiri.
Kenapa tidak ?
Ketika ia menceritakan titik – titik itu, saya selalu menciptakan imajinasi
..................dan dari sekian titik – titik itu, semuanya mengarah pada satu waktu.
Malam.
Bulan Purnama.
Ribuan bintang.
Dan sinar biru.