Lilypie

Lilypie - Personal pictureLilypie Second Birthday tickers

Jumat, 18 Maret 2011

Metode Mendidik Anak


Mendidik anak dalam kandungan merupakan suatu pekerjaan besar yang membutuhkan motivasi yang kuat, pemikaran, ketelatenan, pengorbanan, kesungguhan, kesabaran dan keikhlasan yang nyata dari pendidikanya yaitu orang tua. Karena mendidik anak dalam kandungan sungguh berbeda dengan mendidik anak yang sudah lahir atau sudah memasuki sekolah formal di mana metode dan langkah-langkah mendidiknya sudah banyak diketehui dan berkembanga serta diaplikasikan dengan baik.

Mendidik anak dalam kandungan bukan berarti mendidik anak tersebut agar pandai terhadap apa yang diajarkan anak tersebut pandai terhadap apa yang diajarkan oleh orang tuanya. Melainkan sekedar memberikan stimulus yang diproses secara edukatif kepada anak dalam kandungan melalui ibunya.

Berikut ini beberapa metode mendidik anak dalam kandungan yang sudah diaplikasi dalam tatanan budaya, kaum muslimin dan mukminin masa lampau. Dan hasil yang diperoleh dari praktik pendidikan mereka cukup menggembirakan antara lain sebagai berikut:

1. Metode doa, merupakan instrument yang sangat mampu untuk mengantarkan kesuksesaan sebuah perbuataan. Hal ini dikarenakan segala sesuatu upaya pada akhirnya hanya Allahlah yang berhak menentukan hasilnya. Dengan doa seseorang tidak saja akan termotivasi dan memiliki harapan yang pasti dan melakukan aktivitas-aktivitas yang baik.
2. Metode ibadah, segala bentuk ibadah wajib dan sunnah dan lainnya dapat dijadikan metode untuk mendidik anak dalam kandungan. Besar sekali pengaruh yang dilakukan ibu dengan melakukan metode-metode ibadah ini bagi anak dalam kandungnya, selain melatih kebiasaan-kebiasaan aplikasi kegiatan ibadah, juga akan menguatkan mental, spiritual dan keimanan anak setelah nanti lahir, tumbuh dan berkembang dewasa. Menerapkan metode ini tidak terlalu sulit, hanya saja si ibu harus lebih kreatif, inovatif, dan sungguh-sungguh rela mengikutsertakan segala aktivitas ibadanya dan anak dalam kandungannya secara bersama-sama, dengan suatu teknik kombinasi yang merangkaikan antara ucapan, sensasi dan perbuataan konkret si ibu. Ada tiga tahapan, antara lain sebagai berikut:

- Pada priode pembentukkan zigot yaitu melakukan shalat hajat dan zikir serta dihubungkan dengan doa-doa tertentu.

- Pada priode pembentukan embrio, yaitu sama dengan tahapan pertama

- Pada priode fetus, periode inilah yang lebih konkret.

1. Metode membaca dan menghapal disini mengajak janin dalam kandungan dimana awal permula mengajak janin mengenal informasi dunia luar sambil memeggang perut atau kandungan.
2. Metode zikir aktivitas sadar pada setiap waktu atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu seoran g ibu (muslimah) sebaiknya memasukkan kegiataan ini dalam agenda program pendidikan anak dalam kandungannya.
3. Metode instruktif tidak hanya saja menyuruh menginsturksi anak dalam kandungan melakukan aktivitas sebagaimana yang diserukan, tetapi juga untuk memberi instruksi kepada bayi melakukan kreatif dan mandiri. Metode ini sangat bagus sekali terutama memberikan tekanan pada anak dalam kandungan untuk lebih aktif dan kreatif, bahkan mampu melakukan tindakan-tindakan instruktif.
4. Metode dialog disebut sebagai metode interaktif antara anak dalam kandungan dan orang-orang diluar rahim, seperti ibu, ayah dan saudara-saudara bayi atau keluarga lainnya. Metode ini sangat bermanfaat sekali lagi sang bayi karena selain dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik saling mengenal dengan mereka yang ada diluar rahim. Jauh lebih dari itu, sang bayi akan tumbuh dan berkembang akan menjadi anak yang penuh percaya diri dan merasakan pertalian rasa cinta, kasih dan sayang dengan mereka.
5. Metode aktivitas bersama menekanan pada kegiataan yang mengajak anak dalam kandungan sesuai dengan kata-kata yang dikondisikan dengan kegiataan alamiah ibunya, kemudian secara bersama-sama (ibu dan bayi pralahir) melakukan perubataan yang dilakukan ibunya seperti amal shaleh, ibadah-ibadah atau aktivitas lainnya. Tentun saja ucapandan ajakan tersebut bukan hal sia-sia melainkan lebih bersifat edukatif, bernuansa orientatif lingkungan yang baik dan bermanfaat serta menguatkan sendi-sendi tauhidiyah dan syari’yah seperti ajakan shalat, wudhu, bersedekah, silaturahmi dan lain-lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar